Melakukan ibadah haji harus mengerti terlebih dahulu apa saja rukun haji dan syarat haji dan bisa membedakan antara rukun haji dan syarat haji.
Haji merupakan ibadah wajib yang dilakukan karena termasuk dalam rukun Islam yang kelima. Dalam melaksanakan ibadah haji, calon jemaah haji haruslah mempersiapkan secara fisik, mental dan finansial. Calon jemaah haji juga harus mengetahui perbedaan antara rukun haji dan wajib haji. meskipun termasuk hal yang sepele, tetapi banyak jemaah haji yang belum mengetahui atau lupa antara wajib dan rukun haji.
Perbedaan dari rukun haji dan wajib haji, jika ada orang yang tidak melaksanakan salah satu rukun haji, maka hajinya batal atau harus diulang. Sedangkan wajib haji jika ada orang yang melaksanakannya maka bisa digantikan dengan membayar dam atau denda.
Menurut Mazhab Syafi’i yang banyak dianut masyarakat Muslim Indonesia, sebagaimana disebutkan dalam Fathul Qaribil Mujib juga kitab fikih Mazhab Syafi’i lain, terdapat lima hal yang menjadi rukun haji diantaranya adalah

- Ihram, yaitu berniat untuk haji. Sebagaimana dalam shalat niat itu diwajibkan, begitupun niat dalam haji maupun umrah. Perlu diperhatikan pula terkait tempat dan waktu miqat yang akan berkaitan erat dengan wajib haji. Selanjutnya, dianjurkan untuk mandi, memakai wewangian, shalat dua rakaat, dan mengenakan pakaian ihram untuk laki-laki.
- Wuquf di Bukit Arafah, yang waktunya terentang mulai dari waktu zhuhur tanggal 9 Dzulhijjah sampai subuh tanggal 10 Dzulhijjah. Jemaah bisa mengambil waktu siang sampai setelah maghrib, ataupun malam harinya sampai jelang subuh.
- Thawaf Ifadhah. Setelah wukuf di Arafah, jemaah haji menuju Masjidil Haram, mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Putaran ini dimulai dari sekiranya arah dari Hajar Aswad, dan Ka’bah berada di sisi kiri badan jemaah haji. Gampangnya, orang berhaji berputar melawan arah jarum jam.
- Sa’i (lari-lari kecil ) dari bukit Shafa dan Marwah, dimulai dari bukit Shafa, kemudian berjalan sampai tujuh kali perjalanan hingga berakhir di bukit Marwah.
- Tahallul, yaitu mencukur rambut kepala setelah seluruh rangkaian haji selesai. Waktunya sekurang-kurangnya adalah setelah lewat tanggal 10 Dzulhijjah.

Kelima rukun haji ini haruslah dilakukan secara tertib atau secara urut. Beda halnya dengan syarat haji yang akan dijelaskan pada artikel berikutnya. Itulah kelima rukun haji, sedangkan pada ibadah umrah, dari kelima rukun di atas, wukuf di Arafah bukan merupakan rukun dari ibadah umrah. Sebagaimana telah disebutkan, ketika rukun haji ini tidak terpenuhi, maka orang tersebut wajib mengganti hajinya di tahun-tahun yang berikutnya. Maka, mengetahui rukun-rukun haji ini menjadi penting bukan?, yuk belajar mengenal haji lebih dalam lagi.