Banyak travel umrah/haji yang tutup akibat virus corona ini, yang mengakibatkan pihak travel harus berfikir untuk membuka usaha lain di bidang wisata halal.

Banyak travel umrah yang sudah menyebarkan brosur pelaksanaan umrah di bulan Ramadhan, tetapi adanya pandemi corona ini mengakibatkan pemerintah Arab Saudi menghentikan sementara pelaksanaan ibadah umrah selama bulan Ramadhan.

Banyak negara yang terdampak pandemi ini, salah satunya adalah Arab Saudi. Arab Saudi telah menutup ibadah umroh sejak 27 Februari lalu karena Covid-19. Biro perjalanan haji dan umroh pun mengalami kerugian besar. Namun sejumlah pihak meyakini ada hikmah di balik kejadian ini. Salah satunya mengingatkan bahwa pasar wisata Muslim selama ini belum digarap optimal.

Penutupan ibadah umroh itu sempat dikabarkan hanya berlangsung dua pekan. Serikat Penyelenggara Umroh dan Haji (Sapuhi) pun menghitung, kerugian biro perjalanan haji dan umrah selama itu akan mencapai Rp 1 triliun.  Namun hingga kini, penutupan ibadah umroh masih terus berlangsung. Dan belum ada tanda-tanda akan dibuka kembali. Kerugian pun tentu telah berlipat ganda. 

Terlebih, jumlah jemaah umroh dari Indonesia sangat besar. Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Mohammad Hery Saripudin, mengatakan bahwasanya, setiap tahunnya terdapat 1,2 juta rakyat Indonesia yang melaksanakan umroh. Sedangkan untuk ibadah haji jumlahnya 221 ribu jemaah.

Ketua Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF),  Priyadi Abadi berpendapat bahwasanya, disetopnya ibadah umroh ini akan membuat biro perjalanan Muslim mencari solusi lain. Salah satunya dengan mulai menggarap pasar wisata Muslim. Yakni sektor wisata yang menawarkan perjalanan wisata dengan pelayanan serba halal.

Selama ini biro perjalanan Muslim hanya fokus ke haji dan umroh lantaran pasarnya yang cukup besar. Sehingga mengakibatkan wisatawan Muslim yang hendak jalan-jalan ke destinasi ataupun negara non-Muslim terpaksa menggunakan jasa biro perjalanan umum. “Kalau tidak di kelola travel muslim, misalnya tujuan ke Bali, itu bisa salah makan juga lho,” kata Priyadi menjelaskan pentingnya memastikan makanan halal bagi wisatawan Muslim.

Ketua Forum Halal Tourism mengatakan bahwasanya, penutupan ibadah umroh memang telah membuat biro perjalanan haji dan umroh beralih menggarap wisata Muslim. Hal itu sudah dimulai sejak pekan pertama ibadah umroh ditutup. Namun, pengalihan itu ternyata hanya bisa dinikmati sebentar saja. Pasalnya, sejumlah negara di Eropa juga terjangkit Covid-19 atau Corona  sekitar sebulan hingga dua bulan sesudahnya.

Hasilnya, banyak grup wisata Muslim tujuan Eropa yang dibatalkan. Ada pula yang terpaksa memperpendek durasi karena sudah terlanjur berada di sana. Bahkan wisatawan Muslim yang ke Masjid Al Aqsa banyak yang terjebak. Tidak bisa masuk maupun keluar. Adanya dampak ini haruslah dimanfaatkan sebaik mungkin, mulai dari memikirkan tempat wisata halal, suapaya dapat menambah daftar wisata yang ditawarkan kepada para wisatawan.